Pencataan dan Jurnal Akuntansi


Makalah

Pencataan dan Jurnal Akuntansi


BAB I

PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG

Dalam dunia akuntansi sangat penting diperlukan pemahaman secara benar tentang proses pencatatan dan penjurnalan serta laporan keuangan apalagi untuk seorang akuntan pemula yang skill-nya bisa dibilang pas-pasan. Meski sudah banyak software (Aplikasi) akuntansi yang bisa menghandle pekerjaan akuntansi terutama dalam proses pencatatan dan penjurnalan sampai pengihtisaran laporan keuangan, akan tetapi masih sangat diperlukan peran penting para pelaku akuntan dalam  mengececk,mereview ulang dan menganalisa data  apakah sudah benar-benar akurat dan informative. Oleh karena itu diperlukan seorang akuntan yang menguasai pengetahuan dalam hal mencatat dan menjurnal sesuai regulasi akuntasni, karena software (Aplikasi) tidak bisa menganalisa,merekonsil,mengevaluasi,revisi dan koreksi serta mendeteksi apakah sebuah data itu benar adanya (Validasi data) atau tidak.

Sebagai masukan untuk saya dan para pembaca akan kami bahas dalam makalah ini tentang Proses Pencatatan dan Jurnal Akuntansi.



BAB II

PEMBAHASAN

1: Aktivitas Pendanaan (investasi oleh pemilik)

Pada tanggal 1 Juli, Sabrina menanamkan kas sejumlah Rp28.000.000 untuk pendanaan awal KJA Sabrina.

Sabrina menyisihkan tabungan pribadinya untuk pendanaan awal KJA Sabrina yang baru didirikan. Untuk memastikan bahwa uang pribadi terpisah dari dana operasional KJA, Sabrina membuka akun tabungan baru atas nama KJA Sabrina. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pendanaan ini adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Kas (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp28.000.000, akun Modal Pemilik (ekuitas) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama.

 

2: Aktivitas Investasi (pembelian aset tetap)

Pada tanggal 1 Juli, KJA Sabrina membeli peralatan kantor berupa meja, kursi, dan lemari arsip. Jumlah biaya perolehan semua peralatan itu secara keseluruhan adalah Rp20.000.000. KJA Sabrina membayar tunai Rp6.000.000, sedangkan sisanya kredit.

Peralatan merupakan aset tetap (aktiva tetap) yang memiliki masa manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun), sehingga transaksi ini termasuk aktivitas investasi. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi investasi ini adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Peralatan Kantor (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp20.000.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) Rp6.000.000, dan akun Utang Usaha (liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) Rp14.000.000. Pada akhir periode akuntansi, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui timbulnya beban penyusutan peralatan kantor. 

  

3: Aktivitas Operasi (persediaan—alat tulis kantor)

Pada tanggal 3 Juli, KJA Sabrina membeli alat tulis kantor (perlengkapan) secara kredit yang diperkirakan akan cukup untuk memenuhi kebutuhan kantor selama dua bulan. Biaya perolehan alat tulis kantor itu adalah Rp1.600.000.

Alat tulis kantor yang diperkirakan akan memenuhi kebutuhan lebih dari satu periode akuntansi tepat dicatat sebagai aset (aktiva). Karena sebagian alat tulis kantor yang dibeli bulan ini akan digunakan untuk kebutuhan bulan berikutnya, dalam akuntansi aset (aktiva) semacam ini dikelompokkan sebagai beban dibayar di muka atau persediaan. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pengadaan alat tulis kantor adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Alat Tulis Kantor (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp1.600.000, akun Utang Usaha (liabilitas/kewajiban) dikredit (bertambah) Rp1.600.000. Pada akhir periode akuntansi, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui Alat Tulis Kantor yang telah terpakai selama bulan Juli sebagai Beban Alat Tulis Kantor. 

  

4: Aktivitas Operasi (beban dibayar di muka—asuransi)

Pada tanggal 5 Juli, KJA Sabrina membeli polis asuransi untuk jangka waktu cakupan satu tahun. Biaya perolehan polis asuransi itu adalah Rp3.600.000 terhitung sejak tanggal 1 Juli.

Seperti alat tulis kantor, polis asuransi dalam transaksi ini juga memberikan manfaat berupa cakupan asuransi untuk jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi, tepat dicatat sebagai aset (aktiva) beban dibayar di muka. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat transaksi pembelian polis asuransi sebagai aset (aktiva) adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Asuransi Dibayar di Muka (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp3.600.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. Pada akhir periode akuntansi, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui manfaat cakupan asuransi yang telah lewat waktu sebagai Beban Asuransi. 

  

5: Aktivitas Operasi (pengakuan pendapatan)

Pada tanggal 12 Juli, KJA Sabrina menerbitkan faktur tagihan senilai Rp7.600.000 kepada klien untuk jasa pembukuan yang telah diselesaikan.

KJA Sabrina sebenarnya belum menerima uang sepeser pun dari klien. Sistem akuntansi akrual mengharuskan pengakuan pendapatan dilakukan pada saat hak timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada pelanggan, bukan pada saat penerimaan kas. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang berarti timbulnya hak tagih kepada klien yang dibuktikan dengan terbitnya faktur tagihan. 

Jurnal akuntansi pengakuan pendapatan terkait penyelesaian jasa pembukuan adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Piutang Usaha (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp7.600.000, akun Pendapatan Honorarium (pendapatan) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama. 

  

6: Aktivitas Investasi dan Operasi (pembayaran utang usaha)

Pada tanggal 18 Juli, KJA Sabrina melakukan pembayaran kas kepada pemasok: Rp2.000.000 terkait pengadaan peralatan kantor dan Rp800.000 terkait alat tulis kantor.

Pembayaran kas terkait pengadaan peralatan kantor termasuk aktivitas investasi, karena peralatan kantor merupakan aset tetap (aktiva tetap). Pembayaran kas terkait pengadaan alat tulis kantor merupakan aktivitas operasi, karena alat tulis kantor merupakan aset lancar (aktiva lancar). 

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran kas kepada pemasok adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Utang Usaha (liabilitas/kewajiban) didebit (berkurang) Rp2.800.000 (mencakup pembayaran kas kepada pemasok peralatan kantor Rp2.000.000 dan pembayaran kas kepada pemasok alat tulis kantor Rp800.000). Akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) Rp2.800.000 (mencakup pembayaran kas terkait aktivitas investasi Rp2.000.000 dan pembayaran kas terkait aktivitas operasi Rp800.000). 

  

7: Aktivitas Operasi (pembayaran dan pengakuan beban operasi)

Pada tanggal 20 Juli, KJA Sabrina mengeluarkan kas sejumlah Rp3.200.000 untuk pembayaran gaji staf.

Pengeluaran kas untuk pembayaran gaji staf termasuk aktivitas operasi, karena gaji dan upah karyawan merupakan beban operasi. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran gaji staf adalah sebagai berikut: 

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Gaji dan Upah (beban) didebit (bertambah) Rp3.200.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. 

Jika tanggal pembayaran gaji berikutnya tidak sama dengan tanggal laporan keuangan, ayat jurnal penyesuaian diperlukan untuk mengakui beban gaji terkait jasa yang telah diberikan karyawan dari tanggal pembayaran gaji terakhir sampai dengan tanggal laporan keuangan (beban yang masih harus dibayar). 

  

8: Aktivitas Operasi (penerimaan kas dari klien)

Pada tanggal 21 Juli, KJA Sabrina menerima pembayaran kas sejumlah Rp2.800.000 dari klien terkait faktur yang terbit tanggal 12 Juli.

Penerimaan kas dari klien merupakan aktivitas operasi, karena penyelenggaraan jasa pembukuan/akuntansi kepada klien untuk menerima honorarium menjadi alasan utama KJA Sabrina beroperasi. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari klien terkait penerbitan faktur (Piutang Usaha) adalah sebagai berikut:  

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Kas (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp2.800.000, akun Piutang Usaha (aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. Perhatikan, KJA Sabrina tidak melakukan pengakuan pendapatan karena pendapatan terkait sudah dicatat pada saat penyelenggaraan jasa selesai tanggal 12 Juli. 

  

9: Aktivitas Operasi (pengakuan pendapatan)

Pada tanggal 25 Juli, KJA Sabrina menerbitkan faktur tagihan senilai Rp3.000.000 kepada klien untuk jasa pembukuan yang telah diselesaikan.

Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 12 Juli (contoh jurnal #5). Sistem akuntansi berbasis akrual mengharuskan pengakuan pendapatan dilakukan pada saat hak timbul terkait penyerahan barang/jasa kepada pelanggan. Dalam contoh transaksi ini, jasa pembukuan telah selesai yang berarti hak tagih timbul yang dibuktikan dengan terbitnya faktur tagihan. 

Jurnal akuntansi pengakuan pendapatan terkait penyelesaian jasa pembukuan adalah sebagai berikut:

Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Piutang Usaha (aset/aktiva) didebit (bertambah) Rp3.000.000, akun Pendapatan Honorarium (pendapatan) dikredit (bertambah) dengan jumlah yang sama. 

  

10: Aktivitas Operasi (pembayaran dan pengakuan beban operasi)

Pada tanggal 31 Juli, KJA Sabrina mengeluarkan kas sejumlah Rp800.000 untuk pembayaran biaya transportasi.

Sifat transaksi ini sama dengan transaksi tanggal 20 Juli (contoh jurnal #7). Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya transportasi termasuk aktivitas operasi, karena biaya transportasi merupakan beban operasi yang timbul dalam rangka memperoleh pendapatan honorarium. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran biaya transportasi adalah sebagai berikut: 

 


Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Beban Transportasi (beban) didebit (bertambah) Rp800.000, akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. 

  

11: Aktivitas Pendanaan (penarikan tunai oleh pemilik/prive/dividen)

Pada tanggal 31 Juli, Sabrina sebagai pemilik menarik tunai kas dari bisnisnya sejumlah Rp1.200.000 untuk digunakan secara pribadi.

Dari sudut pandang KJA Sabrina sebagai entitas yang terpisah dari pemiliknya, pembayaran kas kepada pemilik merupakan pemberian imbal hasil atas investasi yang dilakukan Sabrina sebagai pemilik. Menurut konsep pemeliharaan modal, pembagian dividen kepada pemilik seharusnya tidak melebihi laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan. 

Jurnal akuntansi untuk mencatat pembayaran imbal hasil berupa dividen kepada pemilik adalah sebagai berikut: 

 


Pada saat pemindahbukuan (posting) ke buku besar, akun Dividen (kontra ekuitas) didebit (bertambah) Rp1.200.000 akun Kas (aset/aktiva) dikredit (berkurang) dengan jumlah yang sama. 

  

Laporan Laba-Rugi

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, laporan keuangan pertama yang siap disusun dari neraca saldo setelah penyesuaian adalah laporan laba-rugi. Laporan laba-rugi menyajikan semua saldo akun pendapatan dan beban. Dalam format yang paling sederhana, pos-pos pendapatan disajikan pada bagian atas, diikuti pos-pos beban. Laba atau rugi bersih adalah selisih antara jumlah pos pendapatan dengan beban. 

Dari contoh neraca saldo setelah penyesuaian KJA Sabrina, akun-akun pendapatan dan beban dimaksud mencakup: Pendapatan Honorarium, Beban Transportasi, Beban Alat Tulis Kantor, Beban Penyusutan, Beban Asuransi, dan Beban Gaji dan Upah. 

 

Dari laporan laba-rugi di atas, kita mengetahui pendapatan KJA Sabrina selama bulan Juli (Rp13.200.000) lebih besar daripada beban-beban yang terjadi (Rp7.100.000), sehingga KJA Sabrina melaporkan laba bersih sebesar Rp6.100.000. 

Untuk diingat, laporan laba-rugi di atas disusun berdasarkan akuntansi dasar akrual. Pendapatan yang dilaporkan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak, yang bisa mencakup pendapatan diterima di muka atau pendapatan yang masih akan diterima yang sudah menjadi hak KJA Sabrina. 

Beban yang dilaporkan juga adalah beban yang terjadi selama bulan Juli, mencakup beban dibayar di muka dan beban yang masih harus dibayar yang dianggap atau diperhitungkan telah terjadi selama bulan Juli. 

Perhatikan bahwa laporan laba-rugi terkait dengan periode tertentu, yang dalam kasus Sabrina adalah untuk periode satu bulan yang berakhir tanggal 31 Juli 20X1. 

  

Laporan Perubahan Modal

Dengan diketahuinya laba bersih untuk bulan Juli, sekarang kita sudah siap menyusun laporan perubahan ekuitas (dikenal juga dengan istilah laporan perubahan modal untuk perusahaan perseorangan). Laporan perubahan ekuitas merekonsiliasi perubahan modal pemilik selama satu periode yang dipengaruhi oleh tiga faktor: 

1. Investasi pemilik, yang berdampak menambah ekuitas

2. Dividen, yang berdampak mengurangi ekuitas

3. Laba (rugi) bersih, yang berdampak menambah (mengurangi) ekuitas.


Modal pemilik awal periode adalah modal pemilik yang dibawa dari akhir periode sebelumnya. Dalam contoh KJA Sabrina, modal pemilik awal periode adalah nol karena KJA Sabrina baru beroperasi pada bulan Juli. 

Jumlah rupiah untuk investasi pemilik diambil dari saldo akhir akun Modal Pemilik menurut neraca saldo sebelum penyesuaian, laba bersih diambil dari laporan laba-rugi, dan dividen diambil dari saldo akhir akun Dividen menurut neraca saldo sebelum penyesuaian. 

Dari laporan perubahan modal di atas, kita mengetahui bahwa ekuitas (aset bersih) KJA Sabrina bertambah sebesar Rp32.900.000 selama bulan Juli. 

Perhatikan juga bahwa laporan perubahan ekuitas terkait dengan periode tertentu, yang dalam kasus Sabrina adalah untuk periode satu bulan yang berakhir tanggal 31 Juli 20X1. 

  

Neraca

Istilah yang saat ini sedang dipromosikan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk neraca adalah laporan posisi keuangan. Artikel ini menggunakan kedua istilah tersebut secara bergantian. Neraca berisi informasi mengenai pos-pos aset (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas (modal) perusahaan pada tanggal tertentu. 


Hal penting pertama yang perlu diperhatikan dari laporan posisi keuangan di atas, modal pemilik yang dilaporkan adalah saldo akhir menurut laporan perubahan ekuitas, yaitu setelah memperhitungkan laba-rugi dan dividen selama periode, bukan saldo yang ada dalam neraca saldo setelah penyesuaian. Saldo modal pemilik dalam neraca saldo setelah penyesuaian sebenarnya baru mencakup saldo awal ditambah investasi pemilik. Saldo modal pemilik akan mencerminkan saldo akhir setelah tahap jurnal penutup siklus akuntansi tuntas dilaksanakan. 

Neraca di atas juga menunjukkan kesesuaian dengan kaidah dasar persamaan akuntansi, yaitu total aset (Rp46.700.000) sama dengan total liabilitas dan ekuitas pemilik. Kesesuaian ini diakibatkan oleh dianutnya sistem pembukuan berpasangan dalam sistem akuntansi berbasis akrual, yang mengharuskan pencatatan transaksi dilakukan sekurang-kurangnya atas dua akun, dengan jumlah debit harus sama dengan jumlah kredit. 

Neraca di atas disebut juga neraca terklasifikasi atau laporan posisi keuangan terklasifikasi. Sesuai standar akuntansi yang berlaku, aset dikelompokkan menurut aset lancar dan aset non-lancar. Demikian juga liabilitas dikelompokkan menjadi liabilitas lancar dan liabilitas jangka panjang. 

Meskipun demikian, perlu ditegaskan di sini bahwa aset tetap sebagaimana ditunjukkan dalam contoh neraca di atas bukanlah lawan dari aset lancar. Aset tetap dalam akuntansi merupakan kategori aset tersendiri dengan perlakuan akuntansi yang berbeda dengan kategori aset lainnya. 

Pemetaan yang benar adalah, aset terdiri dari dua kategori utama, aset lancar dan aset non-lancar. Aset tetap merupakan salah satu kategori aset non-lancar. Aset non-lancar juga mencakup kategori-kategori aset lain, yang di antaranya adalah aset tak berwujud, aset keuangan (investasi jangka panjang dalam efek ekuitas dan efek utang), serta investasi dalam properti. 

Sejauh ini kita telah mempelajari penyusunan dua laporan keuangan utama sesuai ketentuan dalam exposure draft SAK EMKM, yaitu laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan laba-rugi. Meskipun demikian, sebagaimana disinggung di atas, laporan keuangan lengkap juga mencakup catatan atas laporan keuangan yang di antaranya memuat: 

Pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi tertentu (misalnya SAK EMKM)

Ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan

Informasi tambahan dan rincian akun tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.


Laporan Arus Kas

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang diadaptasi dari IFRS mengharuskan perusahaan menyusun laporan arus kas. Laporan arus kas adalah laporan yang menyediakan informasi mengenai penerimaan kas dan pengeluaran kas dengan merekonsiliasi perubahan saldo kas selama periode. 

Laporan arus kas mengelompokkan aktivitas arus kas ke dalam tiga kategori, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil pendapatan utama perusahaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aset-aset jangka panjang yang dilakukan perusahaan. Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi ekuitas dan pinjaman perusahaan. 

Analisis transaksi dalam artikel ini sudah sejak awal memilah aktivitas menurut tiga kategori utama, selain dimaksudkan untuk memahami sifat aktivitas bisnis yang dilakukan oleh semua jenis perusahaan, juga untuk memudahkan dalam mempelajari penyusunan laporan arus kas. 

Sebagai titik awal, mari kita lihat kembali akun Kas KJA Sabrina. 


Perhatikan, meskipun Sabrina melaporkan laba bersih untuk bulan Juli, arus kas dari aktivitas operasi bertanda negatif. Arus masuk kas lebih kecil daripada arus keluar kas, yang berarti aktivitas operasi mengalami defisit kas. Pembayaran kas dari klien (Rp2.800.000) berasal dari transaksi tanggal 18 Juli, yaitu ketika KJA Sabrina menerima pembayaran faktur dari klien. Jumlah tersebut berbeda dengan pendapatan akrual yang diakui KJA Sabrina, yaitu Rp13.200.000. Arus keluar kas aktivitas operasi juga terkait dengan beban-beban yang telah dibayar tunai. Beban non-tunai, seperti penyusutan dan beban gaji yang masih harus dibayar, tidak ikut disertakan dalam penghitungan arus kas bersih aktivitas operasi. Di sisi lain, beban asuransi dibayar di muka diperhitungkan seluruhnya. 

Arus kas aktivitas investasi mencakup pembayaran (arus keluar kas) yang telah dilakukan terkait pengadaan peralatan kantor, yaitu sejumlah Rp8.000.000, yang terdiri dari pembayaran pada tanggal 1 Juli (Rp6.000.000) dan pembayaran pada tanggal 18 Juli (Rp2.000.000). 

Arus kas aktivitas pendanaan mencakup arus masuk kas dari pemilik pada tanggal 1 Juli (Rp28.000.000) dan arus keluar kas untuk pembayaran dividen kepada pemilik pada tanggal 31 Juli (Rp1.200.000). 

Perhatikan, tanda negatif berarti arus keluar kas, dinotasikan dengan tanda kurung () sesuai konvensi dalam akuntansi. 


Jurnal Penutup

Jurnal penutup adalah ayat-ayat jurnal terakhir yang dibuat dalam satu siklus akuntansi. Fungsi jurnal penutup adalah menjadikan saldo-saldo akun nominal (pendapatan, beban, dan dividen/prive) menjadi nol. Pada periode berikutnya, akun-akun nominal dibuka kembali dengan saldo awal nol. 

Langkah pertama pembuatan jurnal penutup adalah mendebit akun pendapatan sebesar saldo akhir akun tersebut dan mengkredit akun ikhtisar laba-rugi dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk tahap pertama ini adalah sebagai berikut: 

 


Karena Pendapatan Honorarium memiliki saldo normal kredit, debit sejumlah saldo akhir akan menjadikan akun itu bersaldo nol. Ayat jurnal penutup di atas juga mengakibatkan sisi kredit akun Ikhtisar Laba-Rugi menampung saldo Pendapatan Honorarium (Rp13.200.000). 

Langkah kedua pembuatan jurnal penutup adalah mengkredit semua akun beban sebesar saldo akhir akun-akun tersebut dan mendebit akun ikhtisar laba-rugi dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk tahap kedua adalah sebagai berikut: 

 


Karena beban memiliki saldo normal debit, kredit sejumlah saldo akhir akan menjadikan akun-akun itu bersaldo nol. Ayat jurnal penutup di atas juga akan mengakibatkan sisi debit akun Ikhtisar Laba-Rugi menampung total beban (Rp7.100.000). Saldo akhir Ikhtisar Laba-Rugi setelah dua ayat jurnal itu di-posting ke buku besar sama dengan laba bersih yang dilaporkan di laporan laba-rugi, yaitu saldo kredit Rp6.100.000 (Rp13.200.000 – Rp7.100.000). 

Langkah ketiga pembuatan jurnal penutup adalah mendebit akun Ikhtisar Laba-Rugi sebesar jumlah laba bersih dan mengkredit akun Modal Pemilik dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk tahap ketiga ini adalah sebagai berikut: 

 


Ayat jurnal penutup di atas mengakibatkan akun Ikhtisar Laba-Rugi memiliki saldo nol, dan jumlah laba bersih dipindahkan/ditambahkan ke akun Modal Pemilik (yang memiliki saldo normal kredit). 

Langkah terakhir pembuatan jurnal penutup adalah mengkredit akun dividen sebesar saldo akhir akun tersebut dan mendebit akun Modal Pemilik dengan jumlah yang sama. Contoh jurnal penutup perusahaan jasa KJA Sabrina untuk tahap terakhir ini adalah sebagai berikut: 

 


Ayat jurnal penutup di atas mengakibatkan akun Dividen bersaldo nol dan jumlahnya dipindahkan/dikurangkan ke akun Modal Pemilik. 

Setelah semua tahap pembuatan jurnal penutup di atas dilaksanakan, semua akun nominal (pendapatan, beban, dan dividen) bersaldo nol dan Modal Pemilik (akun real) mencerminkan saldo akhir yang akan dibawa ke periode akuntansi selanjutnya. 

  

Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca saldo setelah penutupan adalah neraca saldo yang dibuat setelah semua jurnal penutup di-posting (dipindahkan) ke buku besar. Karena semua akun nominal telah ditutup, neraca saldo setelah penutupan hanya mencakup akun-akun real. 

Sebagaimana dijelaskan dalam artikel saya mengenai siklus akuntansi, tahap pembuatan neraca saldo setelah penutupan bersifat opsional, bisa diabaikan tanpa mengakibatkan kesalahan dalam proses akuntansi. Dalam sistem akuntansi manual, neraca saldo setelah penutupan hanya dimaksudkan untuk mengecek kesamaan jumlah debit dan jumlah kredit setelah semua akun nominal bersaldo nol



BAB III

KESIMPULAN


Akuntansi (Accounting) adalah suatau proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah, dan menyajikan data, transaksi financial yang informative dan relevan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya (khususnya perusahaan) untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.

Proses pencatatan akuntansi terdiri dari beberapa tahapan, mulai dari mengetahui macam-macam bukti transaksi dan menganalisanya supaya mudah  dalam mengelompokannya ke dalam akun debet atau kredit. Lalu melalui transaksi keuangan itu segala macam bukti transaksi dicatat ke dalam jurnal dan setelah itu mempostingnya ke dalam buku besar



Share This Article
Komentar Anda