BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Indonesia adalah Negara
kepulauan terbesar yang memiliki banyak kebudayaan dan adat istiadat yang
berbeda sebagai contoh adalah pulau Bali. Dengan penduduk yang mayoritas
beragama hindu, kebudayaan bali sangat kental dengan agama hindu sendiri. Tak
jarang tarian yang ada di bali di lakukan untuk kebutuhan spiritual warganya,
seperti tari barong, tari kecak, dan tari pendet.
Tari barong sendiri
merupakan peninggalan kebudayaan Pra Hindu yang menggunakan boneka berwujud
binatang berkaki empat atau manusia purba yang memiliki kekuatan magis. Diduga
kata Barong berasal dari kata bahrwang atau diartikan beruang, seekor binatang
mitologi yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai pelindung. Tetapi di
Bali pada kenyataannya Barong tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki
empat akan tetapi ada pula yang bekaki dua. Topeng Barong dibuat dari kayu yang
diambil dari tempat – tempat angker seperti kuburan, oleh sebab itu Barong
merupakan benda sakral yang sangat disucikan oleh masyarakat Hindu Bali.
Pertunjukan tari ini dengan atau tanpa lakon, selalu diawali demonstrasi
pertunjukan tari ini yang diiringi dengan gamelan yang berbeda – beda seperti
gamelan Gong Kebyar, gamelan Babarongan, gamelan Batel, dll.
BAB
II
ISI
2.1.
Sejarah tari Barong
Tari Barong adalah
tarian khas Bali yang berasal dari khazanah kebudayaan Pra-Hindu. Tarian ini
menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma).
Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang
berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok
yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Ada beberapa jenis Tari
Barong yang biasa ditampilkan di Pulau Bali, di antaranya Barong Ket, Barong
Bangkal (babi), Barong Macan, Barong Landung. Namun, di antara jenis-jenis
Barong tersebut yang paling sering menjadi suguhan wisata adalah Barong Ket,
atau Barong Keket yang memiliki kostum dan tarian cukup lengkap.
Kostum Barong Ket
umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya
dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga
dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari
(juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak
kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang
memainkan kaki belakang dan ekor Barong.
Secara sekilas, Barong
Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh
masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini
berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi
dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa
(anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.
2.2.
Macam-macam Tari Barong
Barong Ket :
Barong Ket atau Barong Keket adalah tari
Barong yang paling banyak terdapat di Bali dan paling sering dipentaskan serta
memiliki pebendaharaan gerak tari yang lengkap. Dari wujudnya, Barong Ket ini
merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini
dihiasi dengan ukiran-ukiran dibuat dari kulit, ditempel kaca cermin yang
berkilauan dan bulunya dibuat dari perasok (serat dari daun sejenis tanaman
mirip pandan), ijuk atau ada pula dari bulu burung gagak.
Barong Bangkal : Bangkal artinya
babi besar yang berumur tua, oleh sebab itu Barong ini menyerupai seekor
bangkal atau bangkung, Barong ini biasa juga disebut Barong Celeng atau Barong
Bangkung. Umumnya dipentaskan dengan berkeliling desa (ngelelawang) oleh dua
orang penari pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat atau saat terjadinya
wabah penyakit menyerang desa tanpa membawakan sebuah lakon dan diiringi dengan
gamelan batel / tetamburan
BARONG LANDU :
Barong Landung adalah satu wujud
susuhunan yg berwujud manusia tinggi mencapai 3 meter. Barong Landung tidak
sama dengan barong ket yg sudah dikomersialisasikan. Barong Landung lebih
sakral dan diyakini kekuatannya sebagai pelindung dan pemberi kesejahteraan
umat. Barong Landung banyak dijumpai disekitar Bali Selatan, spt Badung,
Denpasar, Gianyar, Tabanan.
Barong Macan:
Sesuai dengan namanya, Barong ini
menyerupai seekor macan dan termasuk jenis barong yang terkenal di kalangan
masyarakat Bali. Dipentaskannya dengan berkeliling desa dan adakalanya
dilengkapi dengan suatu dramatari semacam Arja serta diiringi dengan gamelan
batel.
Rangda :
Adalah ratu
dari para leak dalam mitologi Bali. Makhluk yang menakutkan ini diceritakan
sering menculik dan memakan anak kecil serta memimpin pasukan nenek sihir jahat
melawan Barong, yang merupakan simbol kekuatan baik.
2.3. Pelaksanaan Tari Barong
A. Alur Cerita
Tari Barong
ini merupakan jenis tarian dari Pulau Bali yang cukup terkenal dan geraknya
tidak kalah bagus dengan jenis tarian yang ada di Pulau
Bali lainnya. Tari Barong terdiri dari lima babak. Untuk keterangan yang lebih
jelas, maka penulios akan menceritakan alur ceritanya yang penulis saksikan
saat karya wisata ke Pulau Bali.
1.Gending
Pembukaan
Barong dan kera sedang bermain di hutan
yang lebat, tak lama kemudian dating tiga orang bertopeng yang menggambarkan
sedang membuat keributan dan merusak ketengan hutan. Mereka bertemu dengan kera
dan akhirnya berkelahi, dimana kera dapat memotong hidung salah seorang dari
mereka.
2. Babak I
Dua orang penari muncul. Mereka adalah
pengikut – pengikut Rangda dan mereka sedang mencari para pengikut Dewi Kunti
yang sedang dalam perjalanan menemui patihnya.
3. Babak II
Para pengikut Dewi Kunti tiba. Saat itu
pula, salah seorang pengikut Rangda berubah menjadi setan lalu memasukan roh
jahat kepada pengikut Dewi Kunti sehingga menyebabkan mereka menjadi marah.
4.
Babak III
Muncullah Dewi Kunti dan anaknya
Sahadewa. Ia pun berjanji pada Rangda untuk menyerahkan Sahadewa sebagai
korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan anaknya pada
Rangda. Tetapi setan yang menyebabkan Dewi Kunti menjadi marah dan berniat
mengorbankan anaknya serta memerintahkan Patihnya untuk membuang Sahadewa ke
dalam hutan. Patihnya juga tak luput dari kerasukan roh jahat, sehingga
Sahadewa diikat di muka istana Rangda.
5.
Babak IV
Turunlah Dewa Siwa, lalu memberikan
keabadian kepada Sahadewa dan keabadian itu tidak diketahui oleh Rangda.
Kemudian datanglah Rangda, lalu dia membunuh Sahadewa, tapi Sahadewa tidakmati
karena kekebalan yang dianugerahkan oleh Dewa Siwa. Rangda pun menyerah lalu
memohon untuk diselamatkan supaya bias masuk surga. Perintah itupun dipenuhi
oleh Sahadewa
6.
Babak V
Kalika adalah pengikut Rangda. Dia
sedang menghadap Sahadewa. Penolakan ini menimbulkan perkelahian, dan kalika
berubah menjadi Babi Hutan Sahadewa pun memenangkan perkelahian tersebut,
kemudian Kalika berubah menjadi Burung tetapi tetap bisa dikalahkan. Akhirnya,
Kalika berubah lagi menjadi Rangda. Oleh karena saktinya Rangda ini maka
Sahadewa tidak dapat membunuhnya dan akhirnya Sahadewa berubah menjadi
Barong. Karena sama
saktinya maka pertarungan ini berlangsung dengan abadi (kebijakan melawan
kebatilan).
B. Lokasi dan
Fasilitas Tempat Pementasan
Tari Barong ini dipertunjukkan di sebuah panggung dan hanya menggunakan
penerangan cahaya matahari. Di panggung tersebut terdapat Candi Bentar yang
berfungsi sebagai dekorasi sekaligus tempat keluar masuknya penari – penari Tari
Barong. Candi Bentar merupakan pintu masuk
Pekarangan desa yang mana sudah jaman dulu sampai sekarang digunakan
sebagai latar belakang pementasan tari. Sedangkan dekorasi lainnya adalah
sepasang payung upacara dikedua sisi Candi Bentar, umbul – umbul serta beberapa
tanaman dan hiasan dari janur khas Bali. Perangkat gamelan di sisi kiri
panggung.
C. Kesurupan Penari
Barong
Bali memang menyuguhkan eksotisme. Termasuk budaya mistiknya yang kental
di masyarakat. Salah satunya adalah saat pertunjukan tari barong yang disajikan
kepada para tamu yang berkunjung ke sanggar-sanggar seni rakyat.
Beberapa
saat lalu saya berkesempatan untuk menyaksikan pergelaran Tari Barong di
Gianyar, Bali. Pertunjukan biasanya dipergelarkan setiap hari mulai pukul 9.30
hingga pukul 11.30 WITA di sebuah gedung pertunjukan rakyat yang sederhana.
Awalnya gedung itu kosong, saya berkesempatan berkeliling gedung. Saya
menyaksikan banyak makhluk halus berumah di belakang pentas. Ada beragam jenis makhluk halus yang ada di gedung
luas ini. Mulai berbentuk singa namun berbadan manusia, ada yang bertentuk
manusia berwarna gelap berkepala besar dan memiliki taring menonjol, ada yang
berbentuk kera hitam, ada berbentuk wanita cantik dan lain-lain.
Menjelang pukul 9.30 tempat duduk yang terbuat dari beton itu terisi
penuh oleh para tamu wisatawan. Pertunjukan dimulai dengan gamelan Bali yang
rancak dan magis. Denyut nadi berdegub penuh gairah. Ini ciri gamelan Bali yang
berbeda dengan gamelan Jawa yang lebih pelan. Tari barong itu menyajikan kisah
bagaimana Barong simbol kebaikan bertempur dengan Rangda sebagai simbol
kejahatan. Barong dan Rangda sama-sama sakti dan tidak terkalahkan. Begitulah
isi dunia ini. Selagi dunia ini ada, kejahatan dan kebaikan selalu menjadi
pasangan abadi yang tidak pernah lenyap. Pasangan yang siap bertempur tanpa ada
yang menang dan kalah.
Yang menarik, pada saat akhir pertunjukan tari yaitu ketika prajurit
rangda yang diperankan oleh tiga pria tanpa menggunakan baju itu keluar membawa
keris. Mereka unjuk kesaktian. Menusuk-nusukkan keris sekuat tenaga ke dada dan
tidak ada luka sedikitpun pada tubuh mereka. Terlihat mereka kebal senjata pada
saat-saat khusus yaitu saat kondisi jiwa mereka sedang trance atau kesurupan.
Kesadaran fisik mereka menghilang untuk sementara dan diganti dengan kesadaran
jiwa dan ruh. Sayangnya, kesadaran jiwa dan ruh siapakah yang memasuki tubuh
mereka, mereka sendiri tidak menyadarinya.
Tahukah siapa yang memasuki
kesadaran jiwa mereka sehingga senjata apapun tidak mempan melukai tubuh
parajurit rangda itu? Yang masuk ke tubuh mereka adalah para makhluk halus yang
saya lihat sebelum pertunjukan.
Masuknya makhluk halus ke tubuh mereka terlihat begitu cepat dalam
hitungan sepersekian detik. Seiring dengan melemahnya kesadaran para penari tersebut
dan diganti dengan kesadaran lain yaitu kesadaran makhluk halus itu. Untungnya,
kejadian ini tidak berlangsung lama. Sekitar sepuluh hitungan, seorang pawang
makhluk halus (dukun) berpakaian putih datang dan memercikkan air ke tubuh
mereka. Seketika itu pula kesaktian mereka hilang dan kesadaran mereka pulih
seperti sedia kala.
Fenomena ini sama seperti saat penari kuda lumping memakan kaca dan
beling yakni saat kondisi mereka sedang kesurupan, atau pemain debus yang
menjilati api namun lidah sama sekali tidak terbakar. Kesurupan adalah kondisi
saat kesadaran kita hilang dan diganti dengan kesadaran lain yang bukan
kesadaran diri kita. Kesadaran semacam ini bisa direkayasa untuk maksud-maksud
khusus sepertki pertunjukan dan lain-lain. Kesurupan memang tidak selalu enak
ditonton karena menyajikan atraksi kekebalan badan.
Kalau tari barong, debus dan kuda lumping nyaman dinikmati sebagai
hiburan tidak demikian dengan aksi para politikus yang biasanya juga mengadakan
atraksi “kesurupan.” Pertunjukan mereka sangat buruk dan dari segi moral sangat
tidak nyaman dirasakan oleh rakyat kebanyakan. Lihatlah bagaimana mereka yang
terlibat kasus Bank Century (para petinggi negara), KPK—Kejaksaan—Kepolisian,
dan berbagai kasus lain saling berebut mencari pembenaran. Mereka juga
benar-benar kesurupan saat hanya menyalahkan pihak lain dan membenarkan dirinya
sendiri. Seakan-akan diri merekalah yang paling benar dan berhak untuk bebas
dari jeratan hukum. Para tersangka ternyata juga kebal. Bila penari Barong
kebal senjata tajam, maka para tersangka kebal hukum. Bila penari Barong bisa
sadar dari kesurupan karena bantuan dukun, para tersangka mungkin tidak pernah
sadar karena hati nurani mereka telah terbiasa untuk ditipu daya oleh
kesadaran-kesadaran palsu.
2.4. Daya Tarik Tari Barong
Tari barong selain
sebagai tarian tradisional merupakan sebuah kesenian yang bersifat sakral.
Namun di balik ke sakralan tarian ini, ternyanta menyimpan sebuah ke unikan
tersendiri baik itu dalam cara pementasannya maupun daya tarik tersendiri bagi
para pengunjung.
Pada awalnya, seni ini
merupakan seni pertunjukan yang bersifat sakral dan pementasannya dilaksanakan
hanya pada saat-saat tertentu, misalnya pada saat upacara bersih desa
yangdiselenggarakan pada minggu pertama bulan Haji (Besar). Tetapi, dewasa ini
seni barong sudah menjadi pertunjukan yang bersifat hiburan sehingga bisa
dipentaskan pada saat pesta perkawinan, khitanan, atau pergelaran-pergelaran
seni lainnya. Kesenian ini merupakan seni rakyat yang secara khusus mengandung
ciri khas Using, baik yang menyangkut musik, tari, dialog, maupun ceritanya
Tari Barong biasanya
diiringi beberapa gamelan khas, seperti kendang, kecrek, gong dan ketuk.
Sekilas, gamelan Barong mirip Kuda Lumping dan Reog Ponorogo. Bedanya, Barong
tidak menggunakan terompet. Personal Barong 12 orang, terdiri atas dua penari
Barong, dua penari berbentuk ayam. Barong ditarikan dua orang, di kepala dan di
bagian ekor. Gending pengiring Barong sarat petuah kehidupan. Musiknya rancak
seperti orang bertarung sebagai simbol kebersamaan. Ada sekitar 20 jenis
gending pengiring Barong. Di antaranya, kembang jeruk, prejengan dan kopyahan.
Dalam sekali tarian membutuhakan waktu sekitar 2 jam. Tari Barong diakhiri tari
Ayam Bertarung, simbol suasana kemenangan.
Dalam Pesta Perkawinan
Sudah menjadi kewajiban
bagi masyarakat setempat menanggap barong Kemiren dalam hajat apa pun. Dengan
menanggap barong, sang pengantin berharap rumah tangganya selalu bahagia dan
mendapat banyak keberuntungan. Masyarakat Kemiren pun menjadikan acara ini
sebagai hiburan yang tak pernah lekang.
Saat prosesi biasanya barisan
macan-macanan berada di depan barong, di belakang barong, sepasang pengantin
duduk di atas kereta kuda. Iring-iringan
diarak berkeliling desa dan berakhir di rumah sang pengantin. Tontonan
ini disebut arak-arakan Barong Kemiren, yang ditanggap dalam hajat
perkawinan tradisional di desa yang berjarak 6 kilometer dari Kota Banyuwangi
itu..
Barong Kemiren bisa juga ditanggap semalaman suntuk. Dengan
tiga tahap cerita, barong dimainkan . Barong Kemiren tak sekadar menjadi
kesenian yang ditanggap untuk menghibur. Oleh warga desa, yang sebagian besar
petani, barong sangat disakralkan karena dipercaya memiliki kekuatan magis
arwah nenek moyang.
Upacara Bersih Desa
Pemangku adat Desa
Kemiren, Serad, bercerita, barong dipakai dalam upacara bersih desa, yang
dilakukan setiap setiap tanggal 2 Syawal atau Lebaran ( idul Fitri ) kedua,
yang disebut upacara Idher Bumi. Barong
dengan tabuhan gamelan mengelilingi desa dan ditutup dengan makan bersama di
sepanjang jalan desa.
Dalam acara Ider Bumi ada empat jenis tarian Barong yang ditampilkan dan
mempunyai cerita sendiri-sendiri. Keempat jenis Barong
tersebut adalah Barong Tua, Barong Remaja, Barong anak-anak dan Barongsai.
Keempat jenis Barong adalah sebagai lambang generasi-generasi yang menghuni
desa Kemiren. Diikutkannya Barongsai dalam acara tersebut karena di desa
Kemiren yang terkenal dengan Kampung Using ternyata ada etnik lain yang
menghuninya, yaitu Tionghoa.
Acara serupa dilaksanakan setiap tanggal 1 bulan Haji dengan membuat
seribu tumpeng atau dikenal dengan selamatan “Tumpeng Sewu“. “Ritual
ini sebagai ucapan syukur masyarakat karena diberikan rejeki berlebih,” Serad
menambahkan. Barong sebagai sarana ritual kesuburan tampak pada makanan yang
disajikan, yakni makanan hasil bumi, seperti nasi tumpeng dan sayur, jajan
pasar, pala kependhem, pala gumandhul, dan pala kesimpar. Selain Ritual ini
dilaksanakan untuk menghormati danyang desa Kemiren agar kemakmuran desa tetap
terjaga dan terjauhkan dari bencana.
Tersebutlah riwayat 20
tahun lalu. Upacara ini pernah ditinggalkan karena hujan lebat. Beberapa hari
kemudian, istri salah satu ahli waris barong kesurupan. Ia berteriak-teriak
marah karena Idher Bumi tidak digelar. Tidak lama kemudian, bayi wanita itu
meninggal. “Kami takut
kalau sampai ritual Idher Bumi tidak digelar,” kata Serad.
Kesakralan Barong juga dimanfaatkan untuk pengobatan penyakit. Obat
diambilkan dari kemenyan yang dibakar di bawah tubuh barong, lalu dilarutkan
dalam air, yang dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit, mulai buta hingga
sakit perut.mulai pukul 21.00 sampai 06.00 keesokan harinya.
Daya tarik yang
tawarkan dalam tarian ini adalah kesakralan dalam pementasannya. Namun tidak
hanya itu, tari barong di bali juga memiliki ke unikan tersendiri. Dari
berbagai daerah di Bali tari barong berbeda. Sebagai pertunjukan adat dan
agama, kesenian barong tersebut dipentaskan tidak di sembarang tempat dan
waktu. Pertimbangan ‘dewasa ayu’ (hari baik), tempat-tempat
sakral dan suci serta tujuan-tujuan tertentu juga menjadi pertimbangan untuk
pertunjukan. Setiap pementasan kesenian itu selalu dilengkapi dengan upacara
sesajen tertentu sesuai dengan adat masyarakat masing-masing pendukungnya. Oleh
karena itu, kesenian Barong Landung dapat digolongkan sebagai seni sakral
ataupun seni wali bila ditinjau dari segi fungsinya.
Kuantitas perkembangan kesenian Barong Landung di Bali masih statis,
hanya terdapat di beberapa kabupaten yakni Gianyar, Badung, Denpasar dan
Tabanan. Bahkan jenis pertunjukannya yang masih aktif di
beberapa kabupaten tersebut hingga kini jumlahnya relatif sedikit, karena
sangat beralasan tidak semua kabupaten di Bali memiliki kesenian Barong
Landung. dalam keinginan saya disuatu saat saya bisa tinggal di Bali dan bisa
lebih mengetahui budaya bali yang unik.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Tari Barong merupakan
tarian khas daerah Bali yang sudah ada sejak dulu. Tarian ini
menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma).
Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang
berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok
yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
Barong di Bali tidak
hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki
dua
3.2. Saran
Sebagai warga Negara
Indonesia yang sadar akan kayanya budaya Indonesia, kita harus melestarikan
tarian yang mencirikan khas Indonesia ini. Jangan sampai tarian ini hilang
dengan sendirinya. Dan sebagai warga Negara Indonesia kita harus mempunyai
tekad untuk melestarikan tarian ini hingga dikenal sampai mancanegara
Tari Barong di Bali pun
harus mempunyai sanggar untuk latihan kepada orang yang mempelajari tarian
tersebut, agar lebih mudah untuk mempelajari gerakan-gerakan tarian tersebut
Dan terutama untuk para
penari tari barong harus giat dalam latihan-latihan agar semaksimal mungkin
dalam melakukan gerakannya ketika acara dimulai agar para penonton tertarik
agar banyak para pengunjung yang bersimpati untuk menonton pertunjukan tari
barong tersebut sehingga tari barong pun akan dikenal sampai mancanegara.
DADFTAR PUSTAKA
1 komentar: