DESKRIPSI PENGAWASAN AKUNTABILITAS PEJABAT PUBLIK DI INDONESIA




DESKRIPSI
PENGAWASAN AKUNTABILITAS
PEJABAT PUBLIK DI INDONESIA

v  Dari deskripsi tersebut, kiranya dapat ditarik benang merah bahwa masalah akuntabilitas pejabat publik adalah masalah yang sangat konfiguratif, jadi tidak bisa persoalan ini hanya disoroti dari satu dimensi saja. Berikan analisis saudara, apabila melihat kasus yang terjadi di indonesia (penyimpulan bersifat rekomendatif).

Berdasarkan pernyataan tersebut bukan berarti ingin mengatakan pejabat publik di Indonesia sekarang kurang serius dalam bekerja dan kinerjanya rendah. Tidak persis seperti itu, tetapi pada dasarnya karena hakikat profesionalisme seperti itu, banyak orang berasumsi para pejabat publik dari kalangan profesional akan berperilaku layaknya para pengusaha-pengusaha besar yang orientasinya atau tujuannya hanya mencari untung sendiri, suatu langkah atau kebijakan yang berpotensi yang dapat menimbulkan kerugian pasti akan selalu dihindari atau diharamkan. Artinya para pejabat akan mengelola departemen layaknya sebuah perusahaan yang kinerjanya harus positif. Tetapi jikalau para pejabat publik di Indonesia bekerjanya hanya berdasarkan asas profesionalisme saja, maka sebagian besar rakyat, terutama mereka yang miskin, takkan terurus lagi atau terlayani kepentingannya terutama pada sisi kebutuhan ekonomis mereka. Asas profesionalisme dalam mengelola kepentingan rakyat tak perlu selamanya berjalan sejalanatau relevan dengan kewajiban memelihara dan meningkatkan stabilitas keamanan dan ketertiban sosial. Kita memang percaya bahwa pejabat publik itu berasal dari kalangan profesional, tetapi jangan lupa bahwa pejabat publik itu jabatan politis semata. Peran pejabat publik disini tidak cukup hanya mengandalkan profesionali dalam menyelesaikan atau mengurangi persoalan-persoalan yang ada di departemen dan sekedar mengingatkan persoalan yang kerap terjadi di Indonesia ini tidak semata-mata melihat untung-rugi dalam konteks ekonomi. Persoalan kita masih multidisional. Banyak persoalan yang penyelesaiannya menuntut kearifan politik pemerintah, menuntut penggunaan dana negara dalam jumlah yang tidak kecil yang tidak diketahui kemana dana itu tertuju. Ini terbukti bahwa pertanggungjawaban mereka sebagai pejabat publik tidak menjalankan tugas mereka sebagaimana mestinya mekaninsme semacam itu yaitu perhitungan anggaran negara kurang bisa berjalan dengan lancar. Seharusnya pengawasan internal dan pengawasan eksternal baik dalam arti sempit maupun luas harus ditingkatkan lagi kinerjanya dan nilai-nilai akuntabilitasnya itu sendiri tidak terlepas dari tercapainya suatu tujuan karena pengawasan-pengawasan tersebut tanpa didasari moral yang baik para pejabat publik itu sendiri maka pengawasan akan sia-sia belaka dilakukan, karena semua aspek pengawasan yang dilakukan atau dikerjakan kembali pada moral si pelaku. Agar pengelolaan keuangan negara berjalan sesuai dengan rencana, aturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta pengembangan SDM yang semula tidak terprogram dengan baik. Kita harus dapat memacu para pejabat publik untuk selalu mengejar keunggulan komparatif dan kompertitiif agar bisa berjalan dengan seimbang agar mereka dapat responsif terhadap kepentingan masyarakat dan bisa membersihkan diri dari penyakit korup dan tidak jujur yang kurang ada tanggung jawabnya. Walaupun jam kerja yang pasti, gaji tetap yang setiap tahun naik, tunjangan macam-macam, belum lagi honor-honor untuk kerja tertentu yang seharusnya menjadi tugas utama mereka. Persoalannya, upaya rekrutmen yang katanya selalu mengalami perbaikan, ternyata kurang bisa membuat mental para pejabat publik terpilih ikut baik, apalagi kinerjanya. Salah satunya mereka kurang bisa bertanggung jawab dengan tugas mereka karena masih terjadi korupsi waktu. Maraknya korupsi waktu waktu oleh para pejabat publik sepertinya agak sulit diberantas, karena lemahnya sistem pengawasan jam kerja di lingkungan para pejabat, didukung mentalitas oknum atau pejabat yang memang sedemikian rendahnya. Dengan demikian, sudah tidak lagi menghargai sebuah pengabdian yang mulia. Semestinya dalam pemilihan pejabat publik dilakukan dengan lebih selektif lagi dan cara penyusunannya. Kalaupun berasal dari kalangan elit harus tetap tampil sebagai seorang profesional. Dengan kekompakan dan juga menurunnya konflik kepentingan, serta dukungan politik yang kuat, tentunya kinerjanya akan semakin baik pula.


Ø  Kesimpulan
Bahwa unsur-unsur ketidak pertanggung jawaban, korupsi dan lemahnya pengawasan kinerja pada departemen pejabat publik memang telah menjadi kebiasaan dan dimiliki serta dijalankan oleh bangsa ini. Oleh karena ada bukti-bukti yang sangat beraneka ragam wujudnya. Maka perlu diadakan analisa yang sesama.

Ø  Saran-saran
Dalam penulisan ini berkeinginan memberikan saran kepada pembaca :
1.    Penulis menyarankan kepada pembaca agar ikut peduli dalam mengetahui sejauh mana pembaca mempelajari tentang pertanggung jawaban para pejabat publik.
2.    Para pejabat publik seharusnya memperbaiki moral atrau mental mereka, agar tidak terjadi penyimpangan dalam kinerja mereka.
Share This Article
Komentar Anda