Remaja Jadi Kriminal Akibat Lunturnya Rasa Kemanusiaan
Liputan6.com, Kriminalitas yang meningkat terutama dilakukan kalangan remaja di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, belakangan ini, akibat lunturnya rasa kemanusiaan, kata pengamat sosial dari Universitas Gadjah Mada Arie Soedjito.
"Ini sangat memprihatinkan, kenapa kalangan remaja sering terlibat kasus pembunuhan. Tiada lain karena nilai-nilai moral kemanusiaan mereka telah luntur," kata Arie di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia, di era modern seperti sekarang justru terjadi degradasi moral luar biasa di kalangan masyarakat khususnya remaja.
Oleh karena itu, kata dia, dunia pendidikan, pemerintah daerah serta keluarga harus melakukan upaya secara khusus untuk menangani kondisi tersebut.
"Pendidikan saat ini masih dominan hanya mencetak siswa menjadi ’mesin-mesin’ semata, daripada upaya pembangunan moral, dan nilai kemanusiaan," kata pengajar Jurusan Sosiologi UGM ini.
Menurut dia, aspek preventif yang mengajarkan nilai-nilai etika perlu lebih diintensifkan oleh dunia pendidikan. Selain itu, juga perlu dikembangkan di tengah keluarga.
"Perlu diajarkan nilai-nilai yang sifatnya preventif dibandingkan kuratif, yaitu berupa nilai etika. Sehingga, mampu mencegah potensi kriminalitas di kalangan remaja," katanya.
Selain itu, kata dia, rendahnya nilai kemanusiaan dalam diri remaja juga dapat dipicu dari maraknya penggunaan narkotika serta minuman keras.
"Oleh karena itu, aparat kepolisian harus menjauhkan minuman keras serta narkotika dari kalangan remaja," katanya.
Beberapa waktu terakhir, terjadi beberapa pembunuhan yang dilakukan kalangan remaja di Kabupaten Sleman, DIY.
Terakhir, pembunuhan siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang dilakukan tiga remaja di bawah umur di Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Mereka adalah siswa SMP dan SMA.
Sebelumnya, pada April lalu terungkap kasus pemerkosaan dan pembakaran siswi SMK YPPK Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, yang dilakukan tujuh orang. Empat di antaranya masih tergolong di bawah umur.
Pesta Miras, 8 Pelajar Diciduk
SAMPANG-Aparat satpol PP menangkap 8
pelajar yang diduga pesta miras di depan SMKN 2 Sampang di Jalan
Syamsul Arifi n, Sabtu malam (27/4). Penangkapan itu dilakukan
menyusul pengaduan masyarakat yang merasa resah dengan pesta miras
kalangan pelajar tersebut. Setelah ditangkap mereka
langsung digelandang ke kantor satpol PP di Jalan Selong
Permai Kelurahan Gunung Sekar,
Kota Sampang. Selanjutnya, mereka menjalani pendataan yang
dilanjutkan pembinaan singkat di kantor satpol PP.
Delapan pelajar yang sedang asyik pesta
miras itu antara lain berinisial AR, SM, ML dan
HR, mereka berasal dari Kecamatan Tambelangan. Sementara SR,
FZ, dan TH, berasal dari Kota Sampang dan seorang lagi
berinisial AJ dari Kecamatan Omben. Pantauan Jawa Pos Radar Madura, ke delapan pelajar
terlihat kelimpungan saat satpol PP melakukan penyergapan.
Bahkan, sempat di antara mereka ada yang ingin melarikan diri.
Namun, para petugas langsung memblokade
gerombolan pelajar tersebut sehingga mereka tidak bisa melarikan
diri. Sempat terjadi adu
mulut antara salah satu pelajar dengan petugas satpol PP.
Maklum, salah satu dari mereka mengaku tidak minum barang haram
tersebut. Namun, satpol PP tetap menciduk ke delapan pelajar tersebut
untuk dimintai keterangan. Bahkan, ke delapan pemuda tersebut
saat dimintai Kartu Tanda Penduduk (KTP), tak satu pun dari mereka
bisa menunjukkan. ”Saya tadi cuma ikut kumpul saja Pak
karena diajak.
Makanya, dompet dan KTP saya tidak ada. Apalagi saya cuma sekali ini saja kok Pak,
dan saya tidak bersalah kenapa saya ditangkap,” ujar salah satu
pelajar dengan nada emosi. Kepala Satpol PP Sampang Kusno
Abdullah melalui Kasi Operasional Moh. Sidik mengatakan, operasi yang
dilakukannya memang kegiatan rutin setiap Sabtu
malam. Menurutnya, kegiatan operasi rutin tersebut akan
terus dilakukan pada tiga titik di daerah perkotaan yang
biasa ditempati muda-mudi.
Di antaranya di Jalan Jamaludin di depan
Taman Pemkab Sampang, Jalan Makboel di Kelurahan Polagan, dan
di kawasan Gua Lebar. Menurut Kusno, penyisiran dilakukan guna
meminimalisasi kenakalan remaja di kota Sampang. Terkait status
delapan pelajar yang sempat ditangkap, Kusno memastikan mereka
telah mendapat pembinaan. Selain itu, para pelaku juga
diminta membuat surat pernyataan tidak mengulangi kembali
perbuatannya. ”Kami data dulu, jika
sudah melebihi dua kali dalam penertiban, kita proses ke pengadilan,” pungkas
Kusno. (radar)
Tiga Pelajar di Bogor Tertangkap Saat Pesta Ganja
"Mereka ditangkap saat mengisap ganja di kos-kosan di Kelurahan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor," kata Kasat Narkoba Polres Bogor Kota, AKP Rachmat Insan, Rabu (9/10).
Dari tangan tersangka, lanjut Rachmat, pihaknya berhasil mengamankan dua bungkus ganja kering seberat 5,32 gram dan satu linting ganja yang sudah dipakai. "Hasil penyidikan sementara, barang tersebut berasal dari seseorang bandar yang hingga saat ini masih kita buru," ujar Rachmat.
Selain itu, petugas juga berhasil menangkap Hermansyah (28), seorang residivis yang baru menyelesaikan masa tahanannya dalam kasus yang sama pada 2011 lalu. "Tersangka diamankan pada hari yang sama. Dari tangan tersangka kita menyita empat bungkus ganja kering seberat 400 gram," ungkap Rachmat.
Tersangka lain yang ditangkap yakni Syamsul Soleh (43), pengusaha bioskop dan biliar di Jalan Raya Tajur, Bogor Timur, Kota Bogor. "Dari tangan tersangka kami menyita empat paket sabu seberat 0,78 gram dari pelaku," ucap Rachmat